JariKalbar.com, Bengkayang – Desa Wisata Jagoi Babang, Bengkayang Kalbar masuk dalam 50 besar Desa Wisata terbaik Nasional dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2024.
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2024 ini mengangkat tema “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia”.
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Cecep Rukendi saat melakukan kunjungan ke Desa Wisata Jagoi Babang, Bengkayang Kalbar menuturkan, ini bukan sekedar tema, tapi sebuah visi untuk masa depan pariwisata di Indonesia.
“Tujuan dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi daya ungkit bagi perekonomian desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, serta mewujudkan visi “Indonesia sebagai tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat“,” kata Cecep.
Cecep menejelaskan, pemerintah Indonesia telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, perjalanan wisatawan nusantara, peningkatan penerimaan devisa dari sektor pariwisata, penyerapan tenaga kerja pariwisata, dan peningkatan indeks daya saing pariwisata Indonesia di ranah global.
Kata Cecep, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, tujuan pariwisata yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi kemiskinan, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta mengurangi pembangunan.
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) telah dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun. Pada tahun 2021 telah diikuti oleh 1.831 desa wisata. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2022 dengan total peserta 3.419 desa wisata. Pada tahun 2023 telah mencapai angka yang mengesankan, yaitu 4.573 desa wisata. Hingga saat ini sudah ada 175 desa wisata terbaik yang telah mendapatkan penghargaan.
“Selain itu kegiatan ini juga dapat menjaring database desa wisata. Dan desa wisata baru dari pendaftaran di website jejaring desa wisata (Jadesta),” kata Cecep.
Sasaran dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk terkumpulnya hasil penilaian dari 5 (lima) kategori penilaian dan tersusunnya profiling 50 Desa Wisata Terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dari proses Visitasi dan Penilaian yang dikunjungi oleh Dewan Juri dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Nantinya, penerima manfaat dari kegiatan Visitasi dan Penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 ini antara lain adalah Pengelola desa wisata, Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Pariwisata, Kementerian / Lembaga lainnya, Pengusaha industri pariwisata dan ekonomi kreatif, Wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara; dan Para pihak yang ingin berkecimpung dalam pengembangan desa wisata (dukungan pembinaan masyarakat, lingkungan dan pelaksanaan).
ADWI 2024 ini ada lima kategori penilaian, yakni pertama penilaian akan Daya Tarik Desa Wisata. Penilaian ini merupakan potensi utama desa wisata yang memiliki keunikan, keautentikan, dan kreativitas yang menjadi Daya Tarik Wisata berupa produk wisata (wisata alam, buatan, budaya) dan produk ekonomi kreatif (kriya, kuliner, fesyen).
Kedua, Amenitas yaitu peningkatan standar kualitas amenitas pariwisata dengan standar CHSE melalui fasilitas homestay, toilet, serta fasilitas penunjang pariwisata lainnya (restoran, tempat ibadah, dan parkir) untuk pemenuhan sarana dan prasarana kenyamanan wisatawan.
Ketiga, Digital yakni akselerasi transformasi digital melalui pelayanan infrastruktur dan menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata melalui media digital. Keempat , Kelembagaan dan SDM. Pemberdayaan SDM di Desa Wisata untuk meningkatkan lapangan kerja, dampak ekonomi, serta mendukung kesetaraan gender dalam pelibatan SDM di Desa Wisata.
Dan kelima kategori penilaian Resiliensi atau pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan isu lingkungan serta memiliki manajemen risiko.
Sementara itu, Kepala Disporapar Kabupaten Bengkayang, I Made Putra Negara berharap, dengan adanya visitasi ini, Desa Wisata Jagoi Babang dapat semakin dikenal dan dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Disporapar terus berkomitmen untuk mengembangkan desa wisata ini agar menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan membanggakan.
“bersyukur Desa wisata Jagoi Babang mampu menembus 50 besar desa wisata terbaik Nasional, dan berharap mampu menjadi yang terbaik dikategori Desa Wisata Rintisan. Dan Desa wisata Jagoi Babang dapat menjadi pemicu semangat Desa lainnya dikabupaten Bengkayang untuk berbenah,” harap Made.
Selain itu, Ia juga harapkan adanya wisata yang berkelanjutan dan Lestari. Pasalnya, Desa Wisata Jagoi Babang dapat tumbuh menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan, memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian budaya dan lingkungan. Pariwisata diharapkan mampu menjadi katalisator dalam menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal masyarakat Dayak Bidayuh yang di Jagoi Babang.
Selain menjadi wisata lestari, juga Inovatif dan Kreatif. Desa Wisata Jagoi Babang terus berinovasi dan berkreasi dalam mengembangkan paket wisata yang menarik dan unik.
” Dengan demikian, daya tarik desa wisata ini akan semakin meningkat dan mampu menarik minat wisatawan yang lebih luas,” tutur Made.
Made juga berharap, desa wisata Jagoi Babang dapat menjadi magnet wisata mancanegara. Menurutnya dengan letak Jagoi Babang yang berbatasan langsung dengan Malaysia diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara, khususnya dari Malaysia.
” Pengembangan infrastruktur dan promosi yang tepat sasaran diharapkan mampu menarik minat wisatawan asing untuk berkunjung dan menikmati keindahan alam serta kekayaan budaya Desa Jagoi Babang,” tutur Made.
Kemudian terkait dengan visitasi dari Tim penilai dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ke Desa Wisata Jagoi Babang bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan dan potensi desa wisata yang telah dikenal akan keunikan budaya Dayak Bidayuh-nya. Melalui kunjungan ini, Desa Wisata Jagoi Babang dapat semakin berkembang menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan, tidak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat, tetapi juga mampu melestarikan budaya dan lingkungan. (Nar)