KALBAR  

Kemenag dan FKUB Bengkayang Berikan Penyuluhan Dalam Cegah Radikalisme di Kalangan Pelajar dan Masyarakat

JariKalbar.com, Bengkayang – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bengkayang menggelar penyuluhan dalam mencegah paham radikalisme dan eksklusivisme di kalangan pelajar Kabupaten Bengkayang, Jumat.

“Kegiatan ini dalam upaya memperkuat ketahanan pelajar terhadap pengaruh paham radikal dan aliran menyimpang di kalangan pelajar dan masyarakat,” ujar Kepala Kemenag Bengkayang H. Damsir.

Kegiatan tersebut kata Damsir sebagai bentuk moderasi beragama dan memperkuat sikap moderat dalam beragama. Menurutnya, moderasi beragama adalah cara pandang yang menghargai perbedaan, menjunjung keadilan, dan menolak segala bentuk kekerasan.

“Indikator moderasi beragama yang berhasil dapat dilihat dari komitmen kebangsaan, toleransi, penolakan terhadap kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) kabupaten Bengkayang Pdt. Kardinan Acong menjelaskan bahwa radikalisme dapat merusak toleransi sehingga perlu sedini mungkin untuk dikenalkan kepada pelajar ciri-ciri radikalisme.

“Dengan kegiatan ini kita harap peserta dapat mengenali ciri-ciri radikalisme seperti sikap ekstrem, eksklusif, kaku dalam beragama, dan intoleran terhadap perbedaan,” ujarnya.

Ia mengingatkan pencegahan radikalisme membutuhkan keterlibatan masyarakat, pendidikan toleransi, penguatan literasi digital, serta dialog lintas agama dan budaya.

Dia juga menyampaikan, elemen deteksi dini radikalisme dengan identifikasi kelompok yang seringkali kaku dalam berpendapat, tekstualis dalam memahami teks suci, ekstrem, fundamentalis, dan eksklusif. Selain itu individu yang yang mudah mengoreksi orang lain, menggunakan kekerasan.

“Kemudian pemahaman mereka tentang ideologi yang digunakan untuk membenarkan kekerasan, mendorong tindakan ekstrem, dan menganggap kelompok lain sebagai musuh,” ujarnya.

Kemudian dia minta agar pelajar dapat mengenal praktik radikalisme yang menyebar melalui media sosial, kelompok diskusi, atau kegiatan lain.
Melalui penyuluhan ini para pelajar dapat menjadi agen perdamaian yang mampu menangkal paham radikal di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Editor: Wati